
Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani Bersama Presiden RI Prabowo Subianto
Dinilai Punya Reputasi Global, Sri Mulyani Diusulkan Jadi Kepala Danantara

Nina Karlita • Nasional
Jumat, 12 September 2025 21:21 WIB
INDUSTRY.co.id - Jakarta – Wacana agar Presiden Prabowo Subianto mengganti Kepala Otorita Investasi Indonesia (Danantara) Rosan Roeslani mulai menguat.
Sejumlah nama profesional pun mulai muncul sebagai kandidat pengganti, di antaranya mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Chatib Basri, Mari Elka Pangestu, Gita Wirjawan, Thomas Lembong, dan Agus Martowardojo.
Dari daftar tersebut, Sri Mulyani dinilai paling kuat karena rekam jejaknya menjaga kredibilitas fiskal, hubungan erat dengan lembaga internasional, serta reputasi global yang sudah teruji.
Sekretaris Pendiri Indonesia Audit Watch (IAW), Iskandar Sitorus, menyatakan sejak awal pihaknya mendukung kelahiran Danantara sebagai entitas yang diharapkan menjadi raksasa bisnis milik negara. Namun, belakangan ia mengaku kecewa karena lembaga ini dinilai terjebak tarik-menarik kepentingan.
“IAW sedari awal bangga dengan kelahiran Danantara. Tapi seketika kami tidak bangga karena banyak orang berebut jadi pengendali,” ujarnya di Jakarta, Jumat (12/9).
Menurut Iskandar, Danantara seharusnya dikelola figur murni profesional, bukan sosok yang terafiliasi dengan kekuasaan atau terseret kasus hukum.
Menanggapi munculnya nama Sri Mulyani sebagai kandidat terkuat, Iskandar menilai mantan Menteri Keuangan itu memang unggul secara reputasi. Namun, ia mengingatkan agar Presiden tidak hanya terpaku pada sosok lama.
“Kalau kemudian ditunjuk Sri Mulyani, itu old model. Justru kita berharap ada new model, orang yang lebih mumpuni untuk tantangan saat ini. Presiden ingin Danantara jadi raksasa penggerak bisnis. Sayang kalau gara-gara personal, jadi kalah secara institusional,” jelasnya.
Masalah Danantara bukan sekadar soal personalia, melainkan sinyal bagi pasar. Jika dipimpin sosok yang terseret polemik hukum, kepercayaan investor bisa tergerus dan berdampak pada aliran modal asing yang sangat dibutuhkan Indonesia.
Sosok Sri Mulyani dinilai mampu memberi keyakinan pasar karena pengalamannya menjaga stabilitas fiskal. Sementara Chatib Basri dan Mari Elka Pangestu unggul dalam diplomasi ekonomi serta jejaring internasional, dan Agus Martowardojo memiliki reputasi kuat di sektor moneter dan perbankan.
Jika Presiden Prabowo memilih figur politik ketimbang profesional, risiko yang muncul adalah hilangnya kredibilitas Danantara sebagai “etalase investasi Indonesia”.
Selain kasus yang menyeret nama Rosan terkait kasus korupsi ASABRI, Danantara juga menghadapi persoalan lain. Joao Angelo de Sousa Mota, mantan direktur Agrinas, mundur karena menganggap birokrasi Danantara terlalu berbelit.
Sementara Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand yang kini duduk di Dewan Pengawas Danantara, baru saja divonis penjara satu tahun oleh Mahkamah Agung Thailand.
Kondisi ini dinilai semakin merusak reputasi Danantara sebagai lembaga investasi strategis Indonesia.
Komentar