
Peresmian Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Binawan Belu di Gedung Emaus Pastoral Center.
Gerakan Anti TPPO dari Tapal Batas: Pemda Belu dan Binawan Resmikan Program Pelatihan Kerja ke Jepang

Nina Karlita • Iptek
Jumat, 05 September 2025 21:20 WIB
INDUSTRY.co.id - Belu, Nusa Tenggara Timur – Pemerintah Daerah Kabupaten Belu, NTT, meluncurkan langkah bersejarah dengan meresmikan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Binawan Belu di Gedung Emaus Pastoral Center.
Program ini menjadi wujud nyata gerakan anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) sekaligus membuka peluang kerja internasional, khususnya ke Jepang, bagi generasi muda dari daerah tapal batas.
Inisiatif strategis ini merupakan kolaborasi lintas institusi antara Pemda Belu, Yayasan Binawan, Yayasan Emaus, Kejaksaan Negeri Belu, dan Keuskupan Atambua. Tujuannya tidak hanya meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal, tetapi juga memastikan keberangkatan tenaga kerja dilakukan secara legal, aman, dan terlindungi.
Sebanyak 60 putra-putri NTT terpilih sebagai angkatan pertama peserta pelatihan. Mereka akan mendapatkan pembekalan bahasa Jepang, keterampilan kerja berbasis standar internasional, hingga pembinaan mental dan karakter.
Jepang sendiri diproyeksikan membutuhkan lebih dari 500 ribu tenaga kerja asing hingga 2030, sehingga peluang besar terbuka lebar bagi generasi muda NTT yang siap dan kompeten.
Dalam sambutannya, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan pentingnya kerja sama ini.
“Kegiatan ini adalah lompatan luar biasa agar anak-anak NTT bisa bekerja ke luar negeri secara prosedural dan legal. Mereka yang berangkat akan mencerminkan wajah kita sebagai orang NTT,” ujarnya.
Senada, Bupati Belu Willybrodus Lay menyebut program ini sebagai sejarah baru: “Pertama kalinya di Belu ada program pelatihan dan penempatan tenaga kerja ke luar negeri. Saya berharap anak-anak Belu hadir sebagai orang terhormat di negara tujuan dan membawa nama baik daerah.”
Sementara itu, Ketua Yayasan Binawan, Said Saleh Alwaini, menekankan kesiapan Binawan untuk memperluas kesempatan ke berbagai sektor dan negara lain.
“Dengan pengalaman 49 tahun, kami percaya anak-anak muda NTT mampu menjadi tenaga kerja global yang kompeten, berdaya saing, dan membanggakan daerahnya,” kata Said.
Komentar