Wamenperin Faisol Riza saat membuka pameran Specialty Indonesia

Wamenperin Faisol Riza saat membuka pameran Specialty Indonesia

Kemenperin Gelar Specialty Indonesia, Pamerkan Produk Unggulan Kopi, Teh, Hingga Olahan Buah

Industry.co.id

Ridwan Industri

Senin, 04 Agustus 2025 12:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar pameran 'Specialty Indonesia' untuk memperkenalkan produk unggulan dari subsektor kopi, teh, kakao, dan olahan buah, serta memperkenalkan produk cerutu dan minuman beralkohol berkualitas ekspor.

Pameran yang berlangsung pada 4-8 Agustus 2025 di Plaza Industri, Gedung Kemenperin ini bertujuan meningkatkan eksposur dan konsumsi produk specialty nasional di dalam dan luar negeri.

"Sektor-sektor ini memberikan kontribusi signfikan terhadap kinerja industri makanan dan minuman (mamin) serta pertumbuhan ekonomi nasional," kata Wakil Menteri Perindustrian (Wemperin) Faisol Riza saat membuka pameran 'Sepcialty Indonesia' di Jakarta, Senin (4/8).

Wamenperin mengemukakan, dalam subsektor kakao dan cokelat, Indonesia menempati posisi ke-4 dunia sebagai produsen produk olahan kakao dan posisi ke‑7 sebagai produsen biji kakao. Ini berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) 2024.

Selanjutnya, merujuk data dari BPS dan International Trade Statistics Tahun 2024, nilai ekspor industri pengolahan kakao mencapai USD2,4 miliar dengan volume sebesar 304 ribu ton yang diekspor ke-110 negara, di antaranya ke Amerika Serikat, India, China, dan Malaysia. 

Tak hanya kakao, industri kopi juga menunjukkan kinerja yang positif. Berdasarkan laporan Economics of Coffee 2024, Indonesia menempati peringkat ke‑4 sebagai produsen kopi dunia dengan kontribusi produksi sekitar 6,8 persen. 

Pada tahun 2024, ekspor kopi olahan nasional mencapai USD661 juta, meningkat sebesar 4,39 persen dibandingkan 2023.

“Hingga saat ini, sebanyak 54 jenis kopi Indonesia telah memperoleh sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Pada pameran bergengsi Specialty Coffee Expo 2025 di Amerika Serikat, kopi specialty dari berbagai daerah di Nusantara mencatatkan potensi transaksi USD30 juta,” terangnya.

Sementara itu, pengembangan industri pengolahan teh didukung produksi teh Indonesia tahun 2024 diperkirakan mencapai 124.041 ton dengan nilai ekspor sebesar 36.738 ton atau senilai USD59,24 juta. Ini merujuk data statistik perkebunan Kementerian Pertanian. 

Kondisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai eksportir teh terbesar ke-11 dunia dengan pangsa pasar global sekitar 1,3 persen. 

Berikutnya, pengembangan industri pengolahan buah Indonesia didukung oleh ketersediaan bahan baku hortikultura yang melimpah dan tersebar di berbagai wilayah. Volume ekspor produk olahan hortikultura mencapai 402 ribu ton, dengan nilai ekspor sebesar USD510 juta.

Sedangkan untuk pengembangan industri pengolahan susu saat ini masih mengalami tantangan dalam pemenuhan bahan baku susu segar, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. 

Untuk itu, sejak tahun 2022, Kemenperin telah menjalankan program digitalisasi Tempat Penerimaan Susu di 96 titik. Program ini terbukti meningkatkan kualitas bahan baku susu segar.

“Program ini juga berperan membangun sistem pengelolaan data yang transparan dan akurat sehingga menekan potensi kerugian sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak," ungkap Faisol Riza.

Kemenperin mencatat, sektor-sektor tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja industri mamin yang turut membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan I tahun 2025, sektor industri mamin menyumbang hingga 41,15 persen terhadap PDB industri non-migas dan sebesar 7,2 persen terhadap total PDB nasional. Sektor ini juga menunjukkan pertumbuhan positif mencapai 6,04 persen secara tahunan (year-on-year).

Sementara itu, neraca perdagangan sektor mamin pada periode Januari hingga April 2025 mencatatkan surplus sebesar USD10,43 miliar. Tak hanya itu, sektor ini juga semakin menarik minat investasi, yang tercermin dari realisasi investasi senilai Rp22,64 triliun pada triwulan I-2025.

Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menyampaikan, kegiatan Business Matching dan Pameran “Specialty Indonesia” ini merupakan wujud dari komitmen Kemenperin dalam melakukan substitusi impor, penguasaan pasar dalam negeri, pengembangan potensi ekspor serta mendorong perkembangan produk specialty, dengan cara mempertemukan pelaku usaha dengan potential buyer, serta menarik minat masyarakat luas melalui side events yang disesuaikan dengan kondisi dan selera konsumen saat ini. 

“Kami mengapresiasi perusahaan dan asosiasi industri, kementerian dan lembaga terkait, serta para peserta atas dukungannya pada acara ini,” ujarnya.  

Komentar