Keterangan Foto : Ilustrasi industri manufaktur (foto IST)

Keterangan Foto : Ilustrasi industri manufaktur (foto IST)

22 Subsektor Ekspansi, Kemenperin: IKI Juli 2025 Tembus 52,89

Industry.co.id

Ridwan Industri

Kamis, 31 Juli 2025 14:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kinerja industri manufaktur nasonal masih dalam tahap ekspansi. Indikator ini terlihat dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Juli 2025 sebesar 52,89 atau meningkat 1,05 poin dibandingkan bulan Juni 2025.

Terdapat 22 subsektor yang mengalami ekspansi dan 1 subsektor mengalami kontraksi. Subsektor yang ekspansi memiliki kontribusi sebesar 99,9% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas triwulan I-2025.

Adapun, dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi yaitu industri alat angkut lainnya dan industri pengolahan tembakau. Sementara, satu yang mengalami kontraksi adalah industri reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.

“Ada beberapa peristiwa yang membuat nilai IKI Juli 2025 meningkat antara lain, peristiwa liburan sekolah, proses tahun ajaran baru, serta adanya kesepakatan dagang antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS),” kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief di Jakarta, Kamis (31/7).

Febri juga menyebut bahwa kenaikan nilai IKI bulan Juli 2025 juga dipengaruhi oleh meningkatnya demand terhadap produk manufaktur nasional di pasar dalam negeri. Selin itu, program belanja pemerintah terhadap produk manufaktur nasional terutama yang ber-TKDN juga telah berjalan dengan sangat baik.

“Program belanja pemerintah terhadap produk dalam negeri khususnya yang ber-TKDN sudah berjalan dengan bagus. Ini juga yang menopang kenaikan nilai IKI bulan Juli 2025,” ungkapnya.

Kenaikan juga terjadi pada IKI ekspor periode Juli 2025 yang mencapai 53,35 atau meningkat 1,16 poin dibandingkan bulan Juni 2025. Sedangkan IKI Domestik juga mengalami peningkatan 0,84 dibandingkan Juni 2025 atau sebesar 51,32 menjadi 52,16.

Berdasarkan data Bank Indonesia, ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai USD 19,8 miliar pada Mei 2025, naik sebesar 23,9% (m to m). Sementara, impor industri pengolahan nonmigas mencapai USD 16 miliar pada Mei 2025, mengalami penurunan dari bulan sebelumnya sebesar 2,7% (m to m).

Sementara itu, berdasarkan catatan Kemenperin sampai bulan Mei 2025, ekspor industri logam dasar menempati posisi pertama sebesar USD 4,6 miliar, selannutnya, industri makanan sebesar USD 3,9 miliar, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar USD 1,9 miliar, industri komputer dan barang elektronik sebesar USD 1,085 miliar, dan industri pengolahan lainnya sebesar USD 1,185 miliar.

“Ini membuktikan bahwa permintaan ekspor produk manaufaktur nasional masih tetap bagus ditengah gejolak ekonomi dunia,” jelas Febri.

Dalam laporan IKi bulan Juli 2025, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya 6 bulan ke depan mulai menunjukkan adanya tren peningkatan yaitu sebesar 67,69%  atau naik 1,8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Komentar